MAKALAH
CARA
PEMBUATAN BATA MERAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas
Bahan Bangunan
DOSEN PEMBIMBING :
RIFKIANTO, ST, MT
Penyusun:
MUHAMMAD ALBAZZAR
PROGRAM STUDI
TEKNIK
SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS YUDHARTA
PASURUAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya sehingga penulis bisa
menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Makalah Pembuatan Batu
Bata”.
Dalam penyusunan makalah ini kami
telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai
manusia biasa,penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi
tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha
sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran
serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun.
Pasuruan, 24 Oktober 2013
(Penyusun)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar
Belakang................................................................................. 1
B. Identifikasi
Masalah......................................................................... 2
C. Rumusan
Masalah............................................................................ 2
D. Batasan
Masalah.............................................................................. 2
E. Tujuan dan
Manfaat......................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI....................................................................................
A. Dasar
Teori Pembuatan .....................................................................
B. Dasar
Teori Yang Dijual Di Pasar......................................................
BAB III METODIOLOGI..................................................................................
A. Folowchart.........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...................................................................................
A. Sejarah Singkat
Pembuatan Batu Bata........................................... 10
B. Fungsi
Batu Bata................................................................................
C. Alat dan
Bahan Dalam Pembuatan Batu Bata...................................
D. Memilih
Tanah Yang Tepat................................................................
E.
Proses Pembuatan Batu Bata.............................................................
F.
Keunggulan Batu Bata.......................................................................
G. Kekurangan
Dinding Bata Merah......................................................
H. Syarat-Syarat
Batu Bata.....................................................................
I.
Pengujian Bata...................................................................................
BAB V PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batu bata merupakan salah satu
komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu bata biasa digunakan sebagai
bahan utama dalam pembuatan dinding rumah/gedung. Batu bata sering dipilih
sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena harganya yang relatif
murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap
pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api. Pada umumnya pembuatan bata merah pejal
dengan cara dibakar dengan suhu 800°C sehingga tidak hancur bila direndam dalam
air, sedangkan pembakarannya menggunakan sekam padi atau kayu bakar yang dapat
menimbulkan polusi udara melalui emisi CO2.
Disamping itu juga pembuatan
batu bata merah dipengaruhi oleh cuaca maka apabila kondisi cuaca yang kurang
baik akan sangat mempengaruhi pembuatan batu bata dan produktivitas akan
menurun sehingga batu bata akan sulit untuk didapatkan. Sedangkan bahan dasar
bata merah pejal biasanya diambil dari galian tanah sawah yang subur atau tanah
liat, hal ini dapat merusak lingkungan lokal disebabkan karena pertambangan
tanah liat secara berlebihan.Batu bata
yang banyak tersedia kebanyakan mudah retak, hancur, permukaan yang tidak rata,
dan sudut yang tidak siku akibat kualitas batu bata yang kurang. Maka dalam hal
ini pada pembuatan batu bata perlunya peningkatan mutu yang dihasilkan secara
efektif, ramah lingkungan, praktis dan murah. Salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan memperbaiki karakteristik mekanis dan fisis batu bata, hal ini
dapat dilakukan dengan cara mencampurkan bahan – bahan yang bersifat pozzolan
seperti abu sekam padi (rice husk ask / RHA) dengan limbah karbit (calcium
carbide residue / CCR) kedalam bahan dasar pembuatan batu bata. Pencampuran RHA
dan CCR didasarkan pada reaksi senyawa SiO2 yang terdapat pada abu sekam padi
dan senyawa CaO yang terdapat pada limbah karbit. Reaksi dari senyawa-senyawa
ini akan membentuk bahan-bahan yang memiliki daya pengerasan yang dapat
menyatukan bahan-bahan pembentuk batu bata, sehingga akan meningkatkan kuat
tekan batu bata.
Disamping itu pemanfaatan
limbah karbit dan abu sekam padi untuk bahan campuran pembuatan batu bata dapat
mengurangi penambangan tanah liat yang berlebihan dan memberikan salah satu
solusi pemecahan masalah lingkungan akibat limbah karbit yang dihasilkan dari
aktifitas Industri Las Karbit, serta memberikan nilai jual bagi limbah karbit
yang selama ini hanya menjadi bahan buangan. Pada penelitian ini batu bata yang
telah dicetak tidak melalui proses pembakaran. Hal ini sangat membantu karena
kita dapat mengurangi polusi udara serta mempermudah dan menghemat biaya
produksi. Dengan semakin
meningkatnya pembangunan di negeri ini, maka kebutuhan akan bahan bangunan batu
bata juga semakin meningkat.Sampai saat ini,cara pembuaatan batu bata pun
juga masih banyak yang menggunakan metode tradisional atau secara manual. Hal
ini dikarenakan para pembuatnya sudah terbiasa menggunakan cara ini, karena
jika ingin menggunakan teknologi akan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
B.
Identifikasi Masalah
1. Sejarah
singkat tentang pembuatan batu bata?
2. Apa sajakah alat-alat dan bahan-bahan yang di
butuhkan dalam pembuatan bata?
3.
Bagaimana cara memilih tanah yang baik untuk bahan pembuatan bata?
4. Bagaimana proses pembuatan batu bata ?
5. Barapa
lama proses pembuatan batu bata dan omset penjualan perbulan berapa ?
6. Apakah Keunggulan dan kekurangan batu bata ?
7. Apa syarat-syarat batu bata
yang sesuai dengan SNI ?
8. Bagaimana cara menguji
kekutan batu bata ?
C.
Rumusan Masalah
Pada
bahan RHA dan CCR memiliki reaksi senyawa SiO2 dengan CaO yang akan membentuk
suatu bahan yang mempunyai daya pengerasan seperti semen, sehingga pada
pembuatan batu bata reaksi ini dapat meningkatkan kuat tekannya dan tahan
terhadap air meskipun batu bata tersebut tanpa mengalami proses pembakaran.
Pencampuran RHA dan CCR
dapat membantu mengurangi polusi lingkungan serta mengurangi kerusakan alam
akibat eksploitasi tanah sawah atau tanah liat yang berlebihan dalam pembuatan
batu bata merah. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah mutu batu
bata merah dan kuat tekan batu bata tersebut tanpa melalui proses
pembakaran.
D. Batasan Masalah
Adapun
batasan masalah yang dirumuskan pada penelitian ini antara lain:
1.
Bahan dasar yang digunakan pada penelitian ini menggunakan tanah liat yang
berasal
dari Pasuruan.
2.
Bahan campuran yang digunakan pada penelitian ini berasal dari sekam padi
sebagai bahan bakar batu bata di Pasuruan.
3.
Pengujian kualitas dan karakteristik batu
bata meliputi uji
serap air,uji kekerasan batu bata, uji bentuk dan ukuran
batu bata, uji bunyi, dan uji kandungan garam pada batu bata.
E. Tujuan dan Manfaat
Mencari tahu bagaimana proses pembuatan bata
yang sebenarnya dan memberikan pengetahuan tentang pembuatan batu bata tersebut
pada mahasiswa teknik sipil agar menguasai salah satu bahan bangunan yang
sering dipakai dalam pembuatan bangunan selama ini.
Selain itu juga untuk
mengetahui apa ciri-ciri bata yang kuat untuk membuat bangunan, karena setiap
batu bata mempunyai kekuatan sendiri-sendiri.
BAB II
DASAR TEORI
A.
Dasar Teori Pembuatan
B.
Dasar Teori Yang Dijual Di Pasar
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat Pembuatan Batu Bata
Sejak
zaman nenek moyang dulu pembuatan batu bata telah ada walaupun
secara manual, dari
situlah para warga mulai
pempelajari dan mengetahui tata cara pembuatan batu bata, mulai dari
pencarian bahan sampai proses pembakarannya.
Meskipun secara manual kualitas batu bata yang dihasilkan
cukup bagus mengingat tanh yang digunakan untuk pembuatan batu bata adalah
tanah liat yang mempunyai susunan tanah yang sangat kuat.
Batu bata merupakan salah satu bahan
dasar dalam membuat tembok rumah atau bangunan lain yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Permintaan batu bata terus meningkat seiring dengan
banyaknya masyarakat yang ingin membangun maupun merenofasi rumahnya. Untuk
itu, pembuatan batu bata dapat member peluang bisnis yang menjanjikan.
B. Fungsi Batu Bata
Siapapun tahu tentang batu bata meskipun bukan pekerja bangunan. Batu bata
sangat akrab dengan kehidupan kita, berasal dari tanah liat yang dibentuk
dengan cetakan berukuran tertentu kemudian dibakar.Yang tidak kalah penting
dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran
yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan
air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan
untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.
Memiliki kwalitas yang bermacam – macam tergantung bahan yang dibuat serta
media pembakarnya. Ada yang membakar menggunakan sekam ada pula yang
menggunakan kayu bakar. Kwalitas pembakaran denbgan kayu bakar memiliki grid
yang lebih tinggi atau berkualitas lebih baik. Batu bata bisa juga berfungsi
sebagai gewel, mempunyai nilai yang lebih ekonomis dari pada kita mengguakan
kuda-kuda dari kayu. Dinding yang menggunakan bahan batu bata memiliki daya
serap terhadap panas cukup baik sehingga terasa nyaman.
Harganya yang relatif murah dan banyak tersedia menjadi pilihan terbaik
sampai saat dewasa ini untuk bangunan rumah tinggal. Yang tidak kalah penting
dalam menjaga mutu dari dinding adalah spesi atau perekat antar bata. campuran
yang baik akan menyebabkan dinding kita awet dan bisa bertahan terhadap resapan
air dari tanah maupun air hujan. Semakin baik kualitas spesi yang digunakan
untuk merekatkan bata semakin berkualitas pula dinding yang kita dapat.
C. Alat dan Bahan Dalam Pembuatan Batu Bata
Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah
lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini
banyak ditemui di sekitar kita. Itulah salah satu penyebab, batu bata mudah
didapatkan. Adakalanya, kita melihat batu bata yang warna dan tingkat
kekerasannya berbeda.
Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan bahan baku
tanah yang digunakan untuk pepmbuatan batu bataserta perbedaan teknik pembakaran yang diterapkan. Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
pembuatan batu bata :
1. Alat :
1. Gerobak
2.
Sekop
3.
Tali
boflang
4.
Oven(tempat
pembakaran)
5.
Bambu (30 cm) dan
6. Forong(tempat cetak) memiliki lebar 7 cm dan
panjang 10 cm
2. Bahan Utama:
1. Tanah
liat
2. Sekam padi
3. Air
3. Bahan Tambahan
Bata merah dalam proses pembuatanya
bukan hanya kegiatan mencetak tanah, mengeringkan dan membakarnya, akan tetapi
diperlukan campuran supaya menjadi bata dengan kualitas yang sesuai dengan yang
diinginkan, tentu saja juga ada tanah yang bagus tanpa bahan campuran tambahan
yang dapat menjadikan bata bagus. Tanah atau kita sebut tanah liat merupakan
unsur utama yang membentuk bata kita, akan tetapi diperlukan beberapa unsur
tambahan diantaranya adalah:
a.Pasir
Jika hanya tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatanya maka setelah proses pembakaran sangat mungkin ditemukan bata dengan susut ukuran yang signifikan, selain itu juga menyebabkan bata melengkung dan juga retak. Nah karena retak, varisi ukuran yang besar, juga bentuk bata yang melengkung merupakan salah satu kejelekan bata merah atau kejelekan batu bata, maka ketika anda mau memilih bata merah hindari kejelekean tadi dan kalau mau tahu salah sau penyebabnya adalah kurangnya pasir dalam prorses pembuatan bata. Tetapi perlu diingat bahwa terlalu banyak pasir akan menyebabkan bata anda menjadi getas dan lemah, ini juga harus dihindari
Jika hanya tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatanya maka setelah proses pembakaran sangat mungkin ditemukan bata dengan susut ukuran yang signifikan, selain itu juga menyebabkan bata melengkung dan juga retak. Nah karena retak, varisi ukuran yang besar, juga bentuk bata yang melengkung merupakan salah satu kejelekan bata merah atau kejelekan batu bata, maka ketika anda mau memilih bata merah hindari kejelekean tadi dan kalau mau tahu salah sau penyebabnya adalah kurangnya pasir dalam prorses pembuatan bata. Tetapi perlu diingat bahwa terlalu banyak pasir akan menyebabkan bata anda menjadi getas dan lemah, ini juga harus dihindari
b.Kapur
Dalam campuran bata merah yang baik perlu mengandung kapur dalam jumlah tertentu dimana kapur ini berfungsi untuk membantu pelelehan butir-butir pasir dan membantu mengikat butir-butir tanah. Dengan adanya kapur ini akan dihasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan bata yang halus. Kapur sebagai campuran dalam membuat bata haruslah berupa serbuk, jika berupa butiran atau bongkahan yang terjadi adalah ketika pembakaran kapur akan menjadi kapur tohor (CaO), yang mana kapur tohor ini jika terkena air akan bereaksi dan mengembang, pengembangan kapur tohor dalam bata ini akan menyebabkan bata menjadi retak.
Dalam campuran bata merah yang baik perlu mengandung kapur dalam jumlah tertentu dimana kapur ini berfungsi untuk membantu pelelehan butir-butir pasir dan membantu mengikat butir-butir tanah. Dengan adanya kapur ini akan dihasilkan bata dengan kekuatan yang baik dan bata yang halus. Kapur sebagai campuran dalam membuat bata haruslah berupa serbuk, jika berupa butiran atau bongkahan yang terjadi adalah ketika pembakaran kapur akan menjadi kapur tohor (CaO), yang mana kapur tohor ini jika terkena air akan bereaksi dan mengembang, pengembangan kapur tohor dalam bata ini akan menyebabkan bata menjadi retak.
D.
Memilih
Tanah Yang Tepat
Hampir semua jenis tanah dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata kecuali yanah yang mengandung pasir
atau kapur. Tanah yang mengandung pasir atau kapur akan membuat batu bata mudah
pecah. Sedangkan untuk mengetahui tanah itu cocok untuk pembuatan batu bata, maka ada
cara untuk mengetahuinya.
Pertama, ambil tanah tersebut,
campur dengan air, kemudian diaduk hingga rata. Setelah itu diinjak-injak
hingga lumat dan buang kerikil maupun kotorang yang ada. Setelah lumat, tanah
direndam selama sehari semalam dan jangan sampe terkena panas matahri. Jika
tanah tersebut tidak merekah, berarti tanah tersebut baik untuk bahan batu
bata.
Kedua, tanah tersebut dikeringkan
dan di bakar, jika berwarna merah menyala saat dibakar, maka bahan tersebut
sangat baik untuk pembuatan batu bata.
E. Proses Pembuatan Batu Bata
Dalam pembuatan batu bata ada 3 tahap yaitu sebagai berikut :
1. Tahap
penghalusan :
Tanah merah yang sudah ada
diangkat kemudian dimasukan ke dalam wadah yang telah disediakan, sebelum
dimasukan wadah tersebut diisi dengan
air terlebih dahulu, selanjutnya tanah dimasukan dan diinjak-injak
sampai halus.
2. Tahap
percetakan :
Tanah Merah yang sudah dihaluskan
sehingga membentuk tanah liat, setelah itu dimasukan kedalam tempat pencetakan
(Forong) yang berukuran panjang 10cm dan Lebar 7cm. Setelah dimasukan kedalam
cetakan dan di padatkan dengan cara menakan dengan menggunakan tangan, rapikan
permukaan corong menggunakan bambu, setelah itu dibagi menjagi tiga bagian
dengan cara dipotong dengan menggunakan
benang boflang.
Selanjutnya keluarkan dari cetakan
ke tempat yang telah disediakan. Selanjutnya dikeringkan dengan cara menyusun
batu bata yang
diberi sedikit jarak agar angin dapat masuk. Proses pengeringan juga bergantung
dari cuaca. Pengeringan dilakukan dengan cara menyusun bata dengan diberi cela.
3. Tahap
Pembakaran :
Pembakaran
batu bata
berlangsung di oven yang terbuat dari batu bata yang direkatkan menggunakan
tanah liat itu sendiri. Pembakaran menggunakan kayu yang keras seperti : kayu
mangga, kenari, linggua dan kayu yang keras lainnya. Proses pembakaran
berlangsung selama 2 hari, yaitu 2 siang dan 2 malam. Apabila tinggi tempat pembakaran kurang dari 4 meter
bisa menampung 6000 bata.
selanjutnya bata yang
telah diuapkan hingga temperatur suhu naik/tinggi, setelah itu didinginkan dan
dikeluarkan melewati pintu Oven yang berada di samping.
F.
Keunggulan
batu bata :
1.
Keretakan relatif jarang
terjadi.
2.
Kuat dan tahan lama.
3.
Penggunanaan rangka beton
pengakunya lebih luas, antara 9-12 m2.
G.
Kekurangan dinding bata merah:
1. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan batako dan bahan
dinding lainnya.
2. Biaya pengeluaran
lebih tinggi.
H. Syarat-syarat batu
bata:
Persyaratan batu bata atau bata
merah menurut SII-0021-78 dan PUBI 1982 adalah sebagai berikut:
1. Bentuk standar bata ialah
prisma segi empat panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaan rata dan
tidak retak-retak
2. Ukuran standar
Modul M-5a:190x90x65 mm
Modul M-5b:190x140x65 mm
Modul M-6:230x110x55mm
Modul M-5a:190x90x65 mm
Modul M-5b:190x140x65 mm
Modul M-6:230x110x55mm
3. Bata dibagi menjadi
6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan yaitu kelas 25, kelas
50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini menunjukan kekutan
tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji
4. Bata merah tidak
mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya sehingga pengkristalanya
(yang berupa bercak-bercak putih) menutup lebih dari 50% permukaan batanya.
I. Pengujian bata
Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian sebagai berikut :
Untuk mengetahui baik buruk dan mutu bata harus dilakukan pengujian sebagai berikut :
1. Uji serap air
Pengujian ini dilakukan dengan
cara bata diambil acak dalam keadaan kering mutlak kemudian direndam dalam air
sampai semua porinya terisi dengan air. Maka persentase berat air yang terserap
dalam bata dibandingkan berat bata adalah indeks angka serap air pada bata.
Bata merah atau batu bata diangap baik jika penyerapan airnya kurang dari 20%.
Sepertinya kalau yang ini harus dilakukan di laboratorium
2. Uji kekerasan
Uji kekerasan bata dilakukan
dengan menggoreskan kuku pada permukaan bata, jika goresan dengan kuku itu
menimbulkan bekas goresan maka kekerasan bata anda kurang baik. Nah yang ini
mudah kan bisa anda lakukan sendiri.
3. Uji bentuk dan ukuran
Semua permukaan bata harus rata
dan bersudut siku-siku.
4. Uji bunyi
Uji bunyi dilakukan dengan
memegang dua bata kemudian memukulkanya satu dengan yang lainya dengan pukulan
tidak terlalu keras. Bata yang baik akan mengeluarkan bunyi yang nyaring. Uji
bunyi ini merupakan salah satu parameter kekeringan dari batu bata anda. Tentu
saja bata akan berbeda jika dalam keadaan basah, walaupun bata yang baik dia
tidak akan mngeluarkan bunyi yang nyaring.
5.Uji kandungan garam
Uji kandungan garam dilakukan
dengan cara merendam sebagian tubuh bata kedalam air, air akan terserap bata
sampai ke bagian bata yang tidak direndam. Selama proses penyerapan air inilah
garam-garam yang terkandung bata akan terlarut ke aatas ke bagian yang tidak
direndam air. Nah garam-garam pada bata ini berupa bercak-bercak putih. Bata
dikatakan baik jika bercak-bercak putih yang menutup permukaan bata kurang dari
50%. Bata dengan kandungan garam yang tinggi secara langsung akan berpengaruh
pada lekatan antara bata dengan mortar pengisi, dimana dengan terganggunya
lekatan antara bata dan mortar pengisi akan menurunkan kualitas bata anda.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan yang telah kita tulis di atas, dapat disimpulkan bahwasanya
pembuatan batu bata itu bisa secara tradisional. Dan kualitas yang
dihasilkannya juga kuat tergantung bagaimana campuran bahan pembuatannya. Dan dari
proses pwmbuatan bata yang agak rumit tersebut, terciptalah bata yang sering
digunakan untuk pembuatan bangunan.
B.
Saran
1.
Belilah bata yang berasal dari daerah yang sudah memang terkenal baik tanahnya.
Biasanya disebuah daerah yang tanahnya jika dibuat genteng bagus maka biasanya
juga akan dihasilkan bata yang bagus.
2.
Walapun bata yang kita gunakan dalam jumlah ribuan, tidak ada salahnya dicek
secara acak kualitas batanya.
3.
Jika memang sudah terlanjur membelinya, atau sudah terlanjut terpasang tetapi
kulitas batanya kurang bagus, maka komponen beton anda yang harus dijaga
kualitasnya. Kualitas beton yang mesti anda jaga, meliputi kualitas beton,
kulitas besi tulangan beton dan yang sangat penting adalah cara pelaksanaan
atau pembuatan betonya dan jangan lupa perawatan betonnya. Semoga bermanfaat
0 komentar:
Post a Comment